Situs judi slot

Bandar Bola Terpercaya

Kalau Ahok Terpilih/Menang Pilgub DKI 2017, Kami Rela Bunuh Diri Massal

http://goo.gl/7Mnu41

Acehpoker - Mungkin karena dianggap saya belum paham agama, maka dihujani lah saya melalui inbox tentang cara memilih muslim yang benar.

Dan seperti biasa ayat2 keluar, juga tafsiran ulama2 tentang ayat itu.

Saya bukan tidak paham bahwa ada ayat tidak boleh memilih pemimpin non-muslim, cuma yang saya mau tanya yang dimaksud pemimpin disini siapa?

Pemimpin Negara ?

Pemimpin Perusahaan ?

Pemimpin rumah tangga ?

Atau Pemimpin Negara ?

Kalau pemimpin agama, jelaslah tidak boleh. Bahkan yang non muslim pun tidak akan memilih pemimpin agama muslim, kacau jadinya. pemimpin dalam agama itu yang menterjemahkan agama kepada para umatnya, kalau di Islam biasanya berlaku dalam fakwa2. Bagaimana bisa non muslim memberikan fakwa kepada yang muslim atau sebaliknya ?

Lalu dibombardirlah saya dengan fakwa ulama - ulama terdahulu yang juga mengartikan bahwa yang dimaksud pemimpi itu adalah juga pemimpin negar.

Saya bertanya lagi, yang dimaksud negara itu adalah negara dengan sistem apa ? apakah sistem berdasarkan agama atau sistem yang tidak berdasar agama ?

Kalau negara islam, misalnya, maka wajiblah pemimpin agama itu juga pemimpin negara. Sebagai contoh negara republik Islam Iran. Maka disana berlaku sistem Supremasi Ulama atau disebut Wilayatul Faqih, dimana ulama adalah pemimpin agama sekaligus pemimpin negara. Pemimpin tertingginya diberi gelar pemimpin Besar atau Rahbar. kan tidak mungkin negara islam di pimpin seorang Paus, karena Paus mempunyai negara sendiri yang dipimpinya yaitu Vatikan.

Nah kalau negara sekuler yanf memisahkan agama dan politik, seperti Indonesia, yang berlaku adalah undang-undangnya. Menyusun Undang2 dan dasar negara itu tidak mudah, harus disesuaikan dengan banyak faktor. Ada gak di UU-nya pemimpin harus muslim ?

Kalau mau menyalahkan kenapa Indonesia bukan Republik Islam saja, ya salahkan bung Hatta, KH Agoes Salim dan orang2 pintar dan relijus pada waktu itu. Apa kamu mau bilang bahwa kamu lebih relijus dari mereka ? Wong tinggal makan, minum, beol dan hidup dengan tenang aja kok susah.. Mereka2 yang menyusun dasar negara sekarang ini bukan orang Goblok yang tidak ngerti aya dan tafsir ulama.

Lagian kala kamu masih memandang bahwa pejabat dinegara ini adalah pemimpin, berarti parameter mu masih parameter zaman kolonialisme. Kenapa ? Karena pada zaman itu pejabat adalah pemimpin. Sedangkan pada saat sekarang, mindset seharusnya berkembang bahwa para pejabat itu adalah abdi negara. Mereka itu pelayan rakyat. Negara-lah pemimpin mereka.

Mereka dalam skala kecil mirip dengan petugas administrasi negara seperti kepala kelurahan. Lha kalau lurahnya non-muslim, kok gk protes tho ? Presiden, Gubernur, Walikota kan hanya skala administrasi-nya saja yang lebih luas. Mereka juga tidak mengatur caramu beribadah toh hanya mengatur negara ini, Bener kan ? Udah taro dulu sandal itu, gk usah dimakan gitu.

Trus bagaimana dengan fakwa ulama terdahulu untuk tidak memilih pemimpin no muslim ? Yah, ulama kn manusia juga. Kadang mereka salah dalam menafsirkan, kadang mereka berfakwa demu melegalkan kekuasaan, kadang mereka berfakwa karena pesanan. kan Nabi Muhammad saw juga berpesan hati2 kepada ulama yang dekat dengan kekuasaan. Bisa juga karena mereka ulama dengan nalar pendek. Seperti di Saudi ada fatwa dari seorang ulamanya wanita dilarang makan terong karena mirip dengan burungnya pria. Masak ulama kayak gini harus diikutin ? Tentu tidak toh ? Udah sandalnya ditaruh. Gak usah dikunyah gitu.

Saya sesat ? saya mengunakan akal saya dalam beragama kok dibilang sesat. Pilah-pilah dulu masalah, jangan main ambil ayat lalu lempar dengan nafsu besarmu, atau kamu terikut nafsu ulama2 yang sekarang banyak dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Loh, kok sandalnya jadi ketelen.. Aduh gimana ini ? kan saya bilang jangan dikunyah...

Dari Seorang Teman...

0 Response to "Kalau Ahok Terpilih/Menang Pilgub DKI 2017, Kami Rela Bunuh Diri Massal"

Post a Comment